Hai.. Hallo..
Sekarang sungkan banget cuma buat nyapa kamu kaya gitu. Padahal, aku masih ingat pertama kali berkenalan. Lewat pesan broadcast yang aku bagikan, lalu kamu menanggapinya dengan menjadikan pesan itu sebagai lelucon. Tapi hal itu yang membuatku tertarik kepadamu. Kamu yang lucu, humoris, asyik, seru. Semenjak itu, kita jadi suka berbagi banyak hal. Dari hobby, sekolah, cerita teman, kegiatan sehari-hari, harapan, dan perasaan masing-masing. Ya, perasaan kita yang kini menjadi sayang akibat kenyamanan yang tanpa kita sadari. Bermula dari stranger, kamu menjadi orang yang aku tunggu kehadirannya. Haha perkenalan singkat yang aku tak sangka, jika akhirnya menimbulkan luka yang berkepanjangan.
Kamu laki-laki yang aku harapkan, ku banggakan, ku puja, dan tentu saja ku cintai. Ternyata laki-laki yang membuat aku menjadi sangat kacau saat itu. Aku hanya dijadikan pilihan ketika bosan. Ketika dia yang kamu kejar tak kunjung kau dapat. Ketika kamu lelah berjuang. Kamu datang ke aku, kamu menjadikan aku pelampiasan. Kamu beristirahat ke aku, mencari kenyamanan, menghibur diri untuk sementara.. yaa.. singgah sementara.. Tapi tahukah kamu? Luka yang kamu buat itu tidak sementara..
Dalam tulisan pahit ini, aku menceritakan luka yang kau buat begitu sempurna
Aku hampir hancur saat kehilanganmu. Aku terpuruk. Tak bersemangat. Seperti tanaman yang tak disiram air, layu.. Aku sulit tertawa, bahkan hanya tersenyumpun rasanya pahit sekali. Saat itu aku lebih suka diam, menyendiri, mencari kesunyian lalu menangis. Kosong, hampa, kacau, sedih, gelap.. hanya itu yang aku ingat saat itu. Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada hati dan pikiranku. Apa seperti ini sakitnya? Saat mencintai sesorang yang mengejar orang lain yang jelas-jelas mengabaikannya, dia menjadikan kamu hanya pelarian sementara.
Banyak hal-hal yang sulit aku lupakan..
Apa kamu masih ingat?
Aku?
Hidup berdua dimasa depan?
Pantai?
Sunset?
Pelukan?
Telpon?
Tengah malam?
Bernyanyi?
Lagu kita?
Masih ingat kah kau? Atau sudah lupa? Aku masih ingat itu semua..
Aku ingat kita mengatakan sayang
Aku ingat pertanyaanmu, apa aku mencintaimu
Aku ingat aku memintamu untuk tidak meninggalkanmu
Aku ingat cara mu meredakan tangisan, emosi, serta rasa khawatirku
Aku ingat rayuanmu
Aku ingat pelukanmu
Aku ingat suara mu saat menyanyikan lagu untukku
Aku ingat, ingat sekali candaanmu yang aneh itu..
Saat kamu beranggapan kalau aku adalah istrimu, lalu kamu meminta sesuatu seakan itu semua benar terjadi.
Itu sangat indah, walau semua hanya omong kosong mu---
Hei.. ketahuilah, semua itu membuatku terluka. Aku benar-benar patah hati~~